Header Ads

Header ADS

Ini Dia Setumpuk Pekerjaan Rumah Mendikdasmen Baru

 

Foto Mendikdasmen Abdul Mu'ti (www.instagram.com/abe_mukti)

Priangan Ekspress – Ada hal menarik yang terjadi pada kegiatan Pembekalan Kabinet Merah Putih yang dilaksanakan di Akmil Magelang pada tanggal 24 – 27 Oktober 2024 yang lalu. Di sela – sela acara,

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, Abdul Mu'ti mengunggah cuitan di akun media sosial Instagram pribadinya. Saat itu ia sedang membaca sebuah buku sambil ditemani secangkir kopi.

Selang beberapa saat, warganet kemudian ramai-ramai memberikan komentar yang sebagian besarnya berisi harapan kepada Pak Menteri untuk melakukan pembenahan di dunia pendidikan.  

Beragam masalah yang dirasakan langsung oleh warganet disampaikannya melalui kolom komentar. Berdasarkan pantauan redaksi, setidaknya ada 5 hal yang menjadi kegelisahan warganet yang terdiri dari para guru serta orangtua siswa tersebut.

Pertama, sistem pendidikan. Sebagian warganet menilai, sistem pendidikan yang dijalankan dalam kurun waktu lima tahun terakhir masih banyak kekurangan. Kebijakan penghapusan Ujian Nasional oleh sebagian masyarakat memang dipandang sebagai hal positif.


Orangtua serta anak tidak lagi dipusingkan dengan ritual tahunan yang dinilai sangat memberatkan tersebut. Namun demikian, sebagian masyarakat merasa, dengan dihilangkannya Ujian Nasional, semangat anak mereka untuk belajar menjadi berkurang.

Di samping itu, pendidikan karakter yang digaungkan sejak bertahun – tahun itu terkesan makin jauh panggang dari api.

Kedua, kesejahteraan guru honorer. Kenyataan menunjukkan, masih banyak para guru honorer yang hingga kini belum mendapatkan penghasilan yang layak. Mereka terpaksa harus mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Bahkan, sebagian guru kita tidak sedikit yang terjerat pinjaman online (pinjol) dengan bunga yang sangat tinggi.

Ketiga, jam belajar siswa di sekolah. Sebagian masyarakat menilai, sekolah yang dilaksanakan selama lima hari kurang efektif dalam mendidik anak – anak. Mereka mengaku, ketika hari sabtu dan minggu anak terlalu sering bermain handphone sampai lupa waktu.

Maka dari itu, sebagian orangtua mengusulkan agar jam belajar sekolah dikembalikan seperti dahulu, yaitu hari senin sampai dengan sabtu.

Keempat, PPDB sistem zonasi. Hal lain yang dikeluhkan oleh warganet adalah PPDB dengan sistem zonasi. Sistem semacam ini dirasakan berat oleh sebagian orangtua. Hal ini dikarenakan sering kali terjadi penyimpangan dalam proses penerimaan siswa dengan sistem tersebut.

Untuk sekolah – sekolah yang dianggap favorit, tidak sedikit orangtua yang menggunakan cara – cara yang “kurang pantas” agar anak mereka dapat diterima di sekolah tersbut. Sedangkan siswa yang jaraknya memang dekat dengan sekolah terpaksa tersingkir.

Kelima, beragamnya jenis pungutan pendidikan yang dibebankan kepada orangtua. Sebagian warganet juga berharap agar Pak Menteri segera menertibkan berbagai jenis pungutan yang dirasa memberatkan. Bukan hanya itu, warganet juga menghimbau agar dilakukan audit secara berkala kepada seluruh jenjang pendidikan.

Sementara itu Abdul Mu'ti sendiri mengaku mengaku akan mengumpulkan terlebih dahulu berbagai masukan dari masyarakat dan kalangan pendidikan. Hal itu ia ungkapkan pada acara serah terima jabatan di kantor Kemendikbudristek, yang dilaksanakan di Jakarta pada hari Senin, tanggal 21 Oktober 2024 yang lalu.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.